Wednesday, March 25, 2009

puisi ku

"Membela yang lemah dan membantu yang miskin" jawab Nabi.
Ya Rasulullah, apa yang harus dilakukan ulama ?
Memberi contoh yang baik dan mendukung pemimpin
YAng membela orang - arang lemah" jawabnya
Ya Rasulullah ... apa yang harus dilakukan orang-orang lemah dan miskin ?
"Bersabarlah, dan tetplah bersabar
Jangan kau lihat pemimpinmu yang suka harta
Jangan kau ikuti ulamamu yang mendekati mereka
Jangan kau temani orang-orang yang menjilat mereka
Jangan kau lepaskan pandanganmu dari para pemimpin dan ulama yang hidupnya juhud dari harta"
Ya RAsulullah... Pemimpin seperti itu sudah tidak ada
Ulama seperti itu sudah menghilang entah kemana
Yang tersisa adalah pemimpin serakah
Yang tertinggal adalah ulama-ulama yang tama'
Banyak rakyat yang mengikuti keserakahan mereka
Ummat banyak yang meneladani ketamakan mereka !
Apa yang harus aku lakukan,
Ya... RAsulullah !
Siapa yang harus aku angkat jadi pemimpin ?
Siapa yang harus aku ikuti fatwa-fatwanya ?
Siapa yang harus aku jadikan teman setia ?
"Wahai ummatku...
Tinggalkan mereka semua
Dunia tidak akan bertambah baik sebab mereka
Bertemanlah dengan anak dan istrimu saja
Karena Allah menganjurkan, "Wa 'asiruhunna bil ma'ruf"
Ikutilah fatwa hatimu
Karena hadits mengatakan, "Istafti qalbaka, wa in aftaukan nas waftauka waftauka"
Dan angkatlah dirimu menjadi pemimpin
Bukankah, "Kullulkum Ra'in, ea kullukum masulun 'an ra'iyyatihi

puisi

Di sini
manusia menguruskan diri sendiri
mencari bekal masing-masing dari daerah kelahiran
dan dengan langkah berani mengharung
lautan gelombang di sini
yang sesekali ganas namun tidak kejam
Hidup di sini memang payah
terpaksa menempuh duri susah
melawan rasa ingin terlena
berlarian mencari khazanah ilmu
di segenap pelusuk yang ada
sesekali langkah rasa ingin berhenti
namun mutiara itu
masih belum lagi erat tergenggam di jari
selagi itu, roh dan semangat perlu terus diisi
Kekadang sulit sebenarnya
melawan rasa rindu
menentang rasa sendu
bila sesekali
desa kelahiran memanggil-manggil
untuk pulang
atau suara emak lembut gemersik
menyata rindu yang berputik
Aduhai para pejuang
langkah kita masih terlalu panjang
kutiplah semangat di sepanjang titian
agar nanti mutiara bercahaya memancarkan seri
bayaran untuk susah dan duri
sepanjang di sini.